Tanggal yang Sama, Hari yang Sama, Tempat yang Sama..
Bagaimana mungkin aku tidak membayangkan sepasang mata terindah yang bermata tajam yang menatap dengan penuh cinta yang berkata hatiku milikmu tubuhku milikmu hidupku milikmu setiap kali aku berada di pantai itu di mana pun asal pantainya basah dan berkilau asal kilaunya mengertap dan berkeredap ketika senja dan ombaknya menghempas dengan lidah-lidah ombak yang dengan halusnya mendesis seperti membisikan segala kisah meskipun hanya pada bagian yang sendu dan tiada lain selain sendu.
Bagaimana tiada lagi yang bisa lebih sendu dari perpisahan terindah yang begitu pedih yang semakin indah semakin pedih begitu pedih bagaikan tiada lagi yang bisa lebih pedih seperti hati yang tercabik tapi tak seperti terpisahkan.
Betapa aku tidak akan terbayang akan rambutnya yang melambai memenuhi semesta seperti hujan airmata tanpa jeda yang menjelma jarum-jarum tertajam ketika tiba seperti luka yang menggurat saling menyilang seperti alur riwayat setiap orang pada peta nasib yang begitu asing dan begitu menggetarkan seperti kesedihan tanpa suara tanpa kata-kata tanpa...
Hmm.
Apakah tidak terlalu pagi untuk melancoli?
Kuhabiskan kopiku, kutinggalkan pagi, dan jalanan menelanku, menjadi seseorang yang tidak pernah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar